Tradisi Perang Obor Diharapkan Jadi Ikon Pariwisata di Jepara
JEPARA – Atraksi perang obor yang digelar di perempatan Desa Tegalsambi, Senin (20/5/2024) mampu menarik antusias warga lokal, nasional, hingga mancanegara.
Apresiasi disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyana kepada masyarakat Desa Tegalsambi, yang telah merawat tradisi Desa. Menurutnya, tradisi perang obor tersebut telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI.
Untuk itu, ia meminta kepada seluruh masyarakat agar selalu melestarikan, mengembangkan, serta mengenalkan tradisi dan nilai-nilai luhur sejarah, serta budaya lokal.
Atraksi perang obor di Desa Tegalsambi, Jepara. Foto: Ist |
“Kalau boleh, nanti perang obor ini kami tampilkan juga di lokasi pariwisata seperti pantai, untuk menarik minat wisatawan yang lebih luas,” kata Edy.
Selain itu, dirinya secara khusus meminta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berkolaborasi dan Dinas Komunikasi dan Informatika, untuk membranding perang obor, sebagai ikon pariwisata Jepara.
Pada hari yang sama, Pj Bupati Jepara juga menghadiri prosesi Jembul Tulakan, yang merupakan acara sedekah bumi di Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Senin (20/5/2024).
Dinilai unik, atraktif, dan menarik, juga mengandung nilai sejarah ketokohan Pahlawan Nasional Ratu Kalinyamat. Oleh karena itu, Edy berharap prosesi Jembul Tulakan perlu dikenalkan ke seluruh masyarakat.
“Kalau perlu, undang bule-bule, karena di Jepara itu ada seribuan (WNA), tontonkan,” ujarnya.
Disampaikan, ia siap mendukung upaya-upaya pelestarian budaya. Sehingga, diharapkan para WNA lebih mengenal Kabupaten Jepara.
“Kenalkan bahwa setiap desa itu terdapat budaya-budaya yang sangat luar biasa. Narasikan juga dengan bahasa yang sudah di-translate,” tutupnya.
Posting Komentar